Senin, 10 Oktober 2016

Coban Jodo, Sumber Slamet via Bendolawang Ngadirejo Jabung Kabupaten Malang

Coban Jodo adalah air terjun yang bisa diakses dari jalan dusun Bendolawang desa Ngadirejo kec Jabung, Kabupaten Malang. Wana wisata tersebut sudah dibuka untuk umum dengan tiket masuk sebesar Rp.10.000 dan jasa pemandu Rp.50.000 untuk satu kelompok maksimal 10 orang
.



Dari arah jalan LA Sucipto Malang/ Stasiun Blimbing Malang, perjalanan dapat ditempuh sejauh 14 km ke arah Kecamatan Jabung. Sesaat setelah memasuki gerbang masuk Kota Tumpang, tepatnya jalan raya Jeru (Kenongo), terdapat pertigaan jalan raya. Jalan yang belok ke kiri ke arah desa Ngadirejo, sedangkan yang lurus ke arah kecamatan Tumpang. Di sini terdapat papan penunjuk ke beberapa air terjun lainnya, yaitu Coban Jahe, Coban Siuk. Di sini juga terdapat pangkalan ojek Kenongo yang bisa mengantar ke dusun Bendolawang ds Ngadirejo apabila perjalanan di tempuh dengan angkutan umum.

penunjuk arah memakai Google Map dari jalan raya Jeru ke jalan raya Ngadirejo

Dari simpang Kenongo, perjalanan sampai ujung jalan raya Ngadirejo dapat ditempuh kurang lebih 13 menit (6,2 km). Di kanan kiri jalan banyak ditemui kebun singkong yang merupakan salah satu komoditi andalan desa Ngadirejo.



Dari ujung aspal dusun Bendolawang, perjalanan dapat dilanjutkan dengan berjalan kaki atau memakai motor / mobil offroad menyusuri jalan berbatu (makadam) sepanjang kurang lebih 1 km yang dinamakan Jl Coban Jodo sesuai obyek wisata yang ada di lokasi tersebut. Di beberapa bagian jalan, terdapat cor semen yang cukup membantu para pengendara motor. Dari jalan makadam ini, papan penunjuk menuju Coban Jodo dapat ditemui di sebelah kanan, jalan setapak selebar kurang lebih 1 m yang menuju ke arah air terjun. Jalan setapak ini menyusuri perkebunan kopi yang cukup rindang dan nyaman untuk sekedar beristirahat sejenak.  


Di sini juga terdapat larangan mengambil rumput bagi warga sekitar demi menjaga kelestarian hutan. Tentunya tidak hanya rumput, akan tetapi juga termasuk seluruh jenis tumbuhan dan binatang yang menjadi penyokong keanekaragaman hayati di wilayah ini. Kita sebagai pendatang, juga memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga kelestarian hutan, dengan tidak membuang sampah / membawa kembali sampah dan tidak mengambil apapun yang ada di hutan.



Di beberapa titik jalan setapak ini, dapat ditemui beberapa sumber air yang masih alami, mengalir dari sela-sela bebatuan dan tanah. Oleh karena itu, kita tidak perlu membawa bekal air terlalu banyak, karena cukup banyak sumber air yang bisa langsung diminum atau sekedar membasahi tubuh. Ujung jalan ini akan semakin menurun dan curam di beberapa bagian. Disarankan untuk saling menjaga dan ekstra berhati-hati, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Setelah menyusuri jalan setapak, kita akan bertemu dengan sungai yang masih bersih dan alami. Menyusuri sungai adalah perjalanan berikutnya yang akan cukup menguras tenaga. 


Pada saat menyusuri sungai ini, sebaiknya barang bawaan terutama hp, kamera, dan peralatan lainnya dimasukkan ke dalam kantong plastik, guna mencegah kerusakan saat terpeleset atau terjatuh. Demikian halnya dengan alas kaki, pakailah yang nyaman untuk dipakai berjalan di jalan setapak sekaligus di aliran sungai. Sandal gunung adalah pilihan terbaik.

Setelah berjalan sekitar 15 menit, kita akan bertemu dengan air terjun pertama yang tidak terlalu besar di sisi kiri tebing. Debit airnya kecil dan hanya mengeluarkan suara gemericik air, sehingga disebut Coban Kricik oleh warga sekitar.



Setelah melewati air terjun tersebut, perjalanan kembali dilanjutkan dengan tetap menyusuri sungai, berpindah dari sisi kanan dan kiri sungai dengan sesekali menyeberangi sungai yang tidak terlalu dalam. 

Tidak seberapa jauh, di sebelah kiri sungai, akan ditemui air terjun yang kedua, yang dinamakan Coban Arema oleh warga setempat. Di artikel lain, air terjun yang satu ini juga kerap disebut Coban Singo, karena susunan batu di air terjun tersebut menyerupai kepala singa. Menurut sesepuh warga, di sini terdapat empat penjaga hutan yang tidak kasat mata. Dua di antaranya dikenali sebagai Syech Subakri dan Syech Wiro Tirto.





Dari Coban Arema, perjalanan belum berakhir. Aliran sungai yang dingin harus tetap dilalui dengan hati hati. Beberapa lama menyusuri sungai, kita akan menemukan satu lagi air terjun kecil dengan debit air yang cukup deras. Air terjun ini dinamakan Coban Suko. Tetap berhati-hati, karena kita harus menuruni dua batu besar untuk bisa mencapai tempat ini. Dalam kondisi lembab, permukaan batu cukup licin. 




Di beberapa titik, terdapat juga tempat yang cukup landai dan nyaman untuk beristirahat sambil menikmati pemandangan alam yang indah. Gemericik air sungai yang menyejukkan hati, di tambah lansekap dinding batu dan tanah cadas yang diselimuti belukar hijau, menjadi gambaran indah alam yang sayang untuk dilewatkan begitu saja. Berhentilah sejenak, dan abadikan semuanya.


Tak terasa, bunyi gemuruh air semakin jelas terdengar. Pertanda bahwa air terjun yang cukup besar tidak seberapa jauh lagi. Yaa, akhirnya kami menapakkan kaki di Coban Jodo, air terjun yang saling berhadapan yang mata airnya dikenal sebagai Sumber Slamet.




Ucapan terimakasih dan salam hormat kami kepada (alm) pak Tarup dan bapak-bapak lainnya yang telah mengawal perjalanan kami pertama kali ke Coban Jodo dan menunjukkan semangat yang luar biasa merintis jalan dan menjaga kelestarian hutan bersama warga dusun Bendolawang desa Ngadirejo kecamatan Jabung. Sampai dengan saat ini, terhitung sudah lebih dari lima kali kami berkunjung ke tempat ini bersama komunitas Batu Local Guides. Semoga, semua pihak yang terlibat dalam pengelolaan wana wisata ini selalu diberi kekuatan oleh Allah dalam menjaga alam dan memberikan pelayanan yang terbaik kepada pengunjung Coban Jodo. 



Tips :
1. Persiapkan fisik, karena perjalanan yang akan ditempuh cukup berat.
2. Tidak disarankan mengajak anak kecil.
3. Pakailah sandal gunung atau sepatu karet.
4. Bawa bekal makanan dan obat pribadi secukupnya.
5. Bawalah kembali sampah anda, karena hutan bukanlah tempat sampah.

Google Maps :
1. Jalan Coban Jodo
2. Jalan Masuk Ke Coban Jodo
3. Musholla 
4. Coban Kricik
5. Coban Suko
6. Coban Singo
7. Coban Jodo

 



Contact person Coban Jodo :
Pak Priyantono 085895454323




10 komentar:

  1. Balasan
    1. Sampai saat ini belum dikenakan tiket, karena belum mengantongi ijin resmi. Cuma bayar penitipan sepeda motor aja 5rb. Atau kalau pake mobil, dari desa terakhir (Ngadirejo) bisa naik ojek sekitar 50rb.

      Hapus
  2. Apa harus ada pendamping saat mnuju ke coban jodo?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, lebih baik ada pendamping kalau belum pernah ke Coban Jodo, apalagi di musim penghujan. Sampai di desa, silakan menghubungi bapak Tarup, ketua paguyuban Alam Lestari. Itu yang ada di foto paling bawah pake topi koboi.

      Hapus
  3. Apa harus ada pendamping saat mnuju ke coban jodo?

    BalasHapus
  4. Waduh ebes melok exist semangat pak tarub

    BalasHapus
  5. Untuk sewa pemandu berapa sam?? Ada kontak yang bisa di hubungi kah??

    BalasHapus
  6. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  7. Di sekitar air terjun coban jodo apakah kita bisa buka tenda dan bermalam. Terimakasih

    BalasHapus